Asyiknya Bermain Genetika

Asyiknya Bermain Genetika

 

Dalam dunia hybrid Anthurium tidak ada istilah "pasti". Semua breeder Anthurium hybrid akan memaklumi hal demikian karena indukan yang digunakan sebagai "pewaris" gen banyak yang tidak diketahui silsilahnya secara lengkap.


Anthurium hybrid yang ada sekarang juga belum diketahui lagi keturunan (F) ke berapa. Sebab indukannya sendiri adalah tergolong hybrid yang merupakan hasil silangan dari hybrid-hybrid yang lain.

Setidaknya hal ini dibenarkan oleh pimpinan Dewi Sri Flora Magetan. Kata dia, moyang Anthurium hybrid sekarang kayak tidak diketahui lagi jeluntrungnya.

Lain halnya jika indukan yang akan disilangkan berasal dari spesies aslinya (bukan hybrid). Kalau memang antar spesies yang disilangkan, maka hukum Mandel bisa belaku sekaligus bisa ditentukan keturunan yang akan "lahir" nantinya. Sepertiga genetis mengikuti induk jantan, sepertiga genetis lagi mengikuti induk betina dan sepertiga lagi campuran gen kedua induknya. 

Apabila kita menyilangkan indukan yang sama-sama hybrid, kemungkinan akan terjadi penyimpangan sangatlah besar. Tapi dari besarnya penyimpangan tersebut, justru kita diuntungkan karena akan lahir banyak varian, jelas pria yang akrab disapa Nung itu.

Nung sendiri berhasil mengotak-atik Anthurium di nurserinya dengan indukan hybrid dan spesies asli. Hasilnya banyak hybrid dan varian baru yang dilahirkan dengan keunggulan punya karakter aneh-aneh.

Pada waktu itu, ia bersama ibunya membeli beberapa tanaman indoor, dengan mendapat bonus Anthurium hybrid (silangan) ukuran daun sekitar 10 cm. Melalui proses perawatan, Anthurium tadi punya karakter yang benar-benar beda (menyimpang) dengan Anthurium lain yang ada dipasaran.

Seperti diketahui, Anthurium yang ada di pasaran pada waktu itu dapat digolongkan menjadi 4 kelompok besar:
1. Keluarga Jemani.
2. Keluarga Hookeri.
3. Keluarag Wave of Love.
4. Keluarga Corong.

Kalau diperkecil lagi, masih ada kelompok spesies, kelompok khusus (eksklusif) dan kelompok warna.

Anthurium yang dari bonus itu bingung mau dimasukkan dalam kelompok besar apa. Mau dimasukkan ke kelompok Hookeri, tapi fisiknya seprti Corong. Digolongkan Corong, fisiknya mirip Hookeri. Dimasukkan Garuda, ujung daun-daunnya tidak melengkung ke bawah.

Nung pun ikut-ikutan latah memberi nama Anthurium koleksinya dengan nama Black Boy. Uniknya biji-biji yang sudah matang berwarna orange hingga menyerupai biji Hookeri Super red asal Thailand. Dari sejumlah biji tadi, tumbuhlah tanaman-tanaman baru (indukan) yang kemudian melakukan persilangan sendiri (alami) dengan "sesamanya" di sebelahnya.

Black Boy Lahirkan 5 Varian

Dari tongkol Black Boy tadi dihaslkan 5 varian yang berbeda. Black Boy sendiri tidak diketahui silsilahnya sehingga menggugah Nung membuat pedoman tersendiri yakni turunan Black Boy dianggap (F1). Sementara varian-varian dari F1 itu meliputi:

1. F1 A Black Boy (karakternya sama seperti induknya).
2. F1 B Black Boy ( hookeri batang pajang merah sampai serat daun, daun sedikit bergelombang dengan posisi tegak).
3. F1 C Black Boy (Wave of Love batang pendek merah sampai serat daun).
4. F1 D Black Boy (hookeri batang panjang merah sampai serat daun, daun gelombang dengan posisi tegak).
5. F1 E Black Boy (karakter seperti induknya tetapi warna tangkai hijau).

Dari kelima varian tersebut, Nung memilih F1 C Black boy sebagai maskot nurserinya. Dari Black Boy beserta F1-nya, sudah puluhan tongkol yang dihasilkan dan sudah menyebar ke berbagai daerah.

Nung mengamati, dari kelima varian tersebut, tangkainya ada yang berwarna hijau (F1E). Ada beberapa sebab munculnya warna hijau itu, yakni:
Anthurium tersebut kawin sendiri (kawin serumah) dengan bantuan angin, serangga. Dengan demikian moyangnya kemungkinan ada yang bertangkai hijau. Kedua, Anthurium tersebut berselingkuh dengan Anthurium lain yang kemungkinan bertangkai hijau, papar ung menjelaskan.


Asyiknya Bermain Genetika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar