Anthurium Corong, Lentii, dan Bintang Kejora, Masih Semoyang?

Anthurium Corong, Lentii, dan Bintang Kejora, Masih Semoyang?
Bila cermat mengamati, ada beberapa jenis Anthurium yang mempunyai kesamaan bentuk daun. Diantaranya : A. Corong, A. Bintang Kejora, A. Lentii (spesies). Ketiganya mempunyai ikatan pakem hampir sama, yakni mengarah ke imaji bentuk segitiga.

Gambaran tersebut kiranya akan jelas bila kita kembali dulu ke jenis spesi seperti A. Lentii atau dulu kerap dipanggil Anthurium Black, lantaran tangkai tongkol (spadiks) hitam.

Sepintas hampir tidak ada bedanya dengan daun Corong remaja. terlebih saat belum terlihat batang tongkol yang hitam.


Anthurium Corong
Anthurium Bintang Kejora
Athurium Lentii



LENTII - BINTANG KEJORA
Tapi yang membedakan, pantat daun yang tidak bersinggungan, apalagi saling tumpang tindih layaknya figur Corong. Urat daun pun mampu "menipu" lantaran penampilanny hampir sama.

Mungkin warnanya saja yang berada di tengah-tengah corong hijau dengan. Tidak terlau tua tidak juga kelewat muda. Kesolidan permukaan daun, tetap sama, bagai pinang dibelah dua. cincin merah.

Paling mudah ya itu tadi melihat bagian belakang atau pantat daun yang tidak saling bersinggungan. Mau membandingkan batang, mereka juga punya karakter panjang. Apalagi moncong ujung daun, plek sama-sama mengerucut.

A. Lentii sendiri terdapat dua macam : warna daun lebih gelap dan tidak. Yang mengejutkan ditilik dari struktur daun, batang dan warna daun, ada kemungkinan Anthurium Bintang Kejora mempunyai darah keturunan dari Lentii.

Perlu diketahui, Anthurium Bintang Kejora adalah produk hybrid atau hasil silangan. Dengan dua karakteristik panjang dan pendek.

mumnya kita memahami jika terjadi persilangan dua jenis maka prosentase genetis yang diturunkan ke anak mereka nanti 50 : 50. Padahal tidak sepenuhnya benar, pasalnya dalam ilmu botanical ada rumus : peran ibu (putik) 30%, jantan 30%, 10% mutasi, dan 30% sisanya, adalah gen "nenek moyang" dari garis keturunan yang terdahulu yang bisa muncul kembali di turunan F (anak) entah yang ke berapa.

Kalau mau jelas lagi ya bisa di tes pakai DNA. Kalau tidak salah, sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) sudah memiliki fasilitas tersebut, tinggal mengirimnya dan mencocokkan ke Asosiasi Internsional Araceae.

Bisa jadi demikian, daun antara A. Bintang Kejora dan A. Lentii sendiri kompak mendongak ke atas. Muncullah pertanyaan, kalau A. Lentii dianggap moyangnya A. Bintang Kejora, otomatis keberadaannya sudah lama terhitung semenjak dikenal orang pertama kali.

Sudah berapa kali mengalami perbanyakan generatif, tentu saja bibit dari biji kemungkinan berubah sudah pasti ada. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Lalu atas dasar apa bisa mengklaim Anthurium ini sebagai jenis spesies. Padahal mirip sekali dengan Corong??
Mudah saja, lihat saja batang tongkolnya. Pasti hitam, spadiks (tongkol) juga tidak berukuran besar layaknya Anthurium hybrid yang ada sekarang. Warnanya juga coklat. Rujukan terakhir tinggal daun dan batang.

Kalau begitu bisa muncul pertanyaan kembali, apa tidak mungkin Anthurium Corong juga mempunyai darah dari A. Lentii. Pantaran ujung daunnya juga mengerucut??

Kalau mirp bisa, tapi kalau Corong dikatakan "jaddah" Lentii nanti dulu. Karena Corong juga punya induk spesi sendiri. Sayangnya saya agak sedikit susah menghafal namanya.

Anthurium Corong, Lentii, dan Bintang Kejora, Masih Semoyang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar