Hookeri Compacta
Parent Stock-nya Breeder Jemani
Sepintas memang mirip dengan hookeri hijau biasa. Perbedaan yang mencolok, daunnya terlihat lebih melebar serta tak terlalu panjang, sehingga terlihat kompak berputar saling menangkup antara daun terluar dan daun muda di sisi dalam.
Bibir daun juga sedikit berlekuk. Ujung daun juga seperti berparuh. Pasal itu ada yang kadang menyebunya "mirip" cobra. Urat daun juga terlihat tegas menonjol runcing seperti segitiga saat sudah dewasa dan diraba.
Namun seperti halnya hookeri lainnya, daunnya juga terasa agak lebih tipis dibanding daun Gelcin, misalnya saat diraba. Saat usianya masih kisaran 1 tahun sudah mulai mengeluarkan tongkol. Makin banyak tongkolnya saat usianya di kisaran 1,5 - 2 tahun, karena itu hookeri Compacta dianggap produktif oleh sebagian breeder sebagai "parent stock". Yakni sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan serbuk sari atau "madu" nya untuk dikawin silangkan dengan jemani, misalnya.
"Bila dikawinkan dengan jemani akan mendapatkan anakan yang bagus. Karena bentuk serta karakternya memang tak banyak beda dengan jemani. Karena itu anakannya akan tetap berkarakter khas jemani," tutur sejumlah breeder di sekitaran Solo.
Saat masih bibitan memang susah dibedakan dengan hookeri hijau. Saat menginjak remajapun juga kadang masih "dekat" sekali dengan hookeri hijau. Namun saat usianya melewati setahun atau sudah mulai belajar bertongkol, akan mulai terlihat perbedaannya.
Antara lain, daunnya cenderung ogah menjolor ke atas. Tetapi makanan yang didapat cenderung dipakai untuk menambah tunas baru serta melebarkan daun-daun tua. Tongkolnya juga tak begitu besar, hanya seukuran tongkol jemani umumnya namun jumlahnya bisa mencapai 3-5 tongkol saat usianya melewati 1,5 tahun.
Cenderung tahan panas karena itu cocok ditanam di dataran-dataran rendah, Hookeri Compacta juga bandel alias tahan penyakit.
Hookeri Compacta
Parent Stock-nya Breeder Jemani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar