Gelcin Si Klasik yang Tak Lekang Jaman

Gelcin Si Klasik yang Tak Lekang Jaman



Mau tahu Anthurium jenis apakah yang bakalan langgeng di pasaran?? Jawabnya adalah Gelcin alias Gelombang Cinta. Meski harganya tak melangit, namun jenis yang satu ini dianggap sebagai barang klasik yang tak bakalan lekang ditelan jaman. Untuk diketahui pula, dimana-mana gelcin ini pula yang jadi pilihan pertama Anthuriumania.
Karena itu banyak yang tetap menjagokan gelcin-lah yang bakalan bertahan saat Anthurium mulai melesu seperti sekarang. "Bentuknya juga unik, perawatannya tak susah. Karena itu saya juga yakin kalau gelcin yang bakalan bisa bertahan lama di pasaran tanaman hias Indonesia," kata Hari Maharani dari Ngawi.

Senada dengan dia mayoritas Anthuriumania lain juga tak menyangsikan gelcin akan tetap disukai sepanjang masa meski harganya "standar" tanaman hias lainnya.

http://i275.photobucket.com/albums/jj283/aku_sayangkan_awak/gelombangcinta01.jpgHipotesa yang lain menyebut, pasarannya masih amat terbuka karena gelcin-lah yang sebetulnya "pemegang merek" Anthurium. Siapapun dia , dimanapun lapisan strata sosialnya, pastilah mengenal gelcin. "Bisa disebut sebagai maskotnya Anthurium," tandas Bantak, kolektor kakap asal Surabaya
Ia lalu menambahkan, "Meski sekaliber apapun seorang kolektor atau nursery, pastilah memiliki gelcin meski hanya beberapa pot".


Varian dan jenis Gelcin akan terus bertambah seiring dengan perkembangan Anthurium itu sendiri, inilah beberapa varian Gelcin yang sudah beredar di masyarakat:
 
- Gelombang Cinta Shuttle Cock
- Gelombang Cinta Jagger

- Gelombang Cinta Kipas Raja
- Gelombang Cinta Raffles
- Gelombang Cinta Kristi
- Gelombang Cinta Twister
- Gelombang Cinta Mawar
- Gelombang Cinta Super Curly
- Gelombang Cinta Mini Size
- Gelombang Cinta Super
- Gelombang Cinta Lidah Naga
- Gelombang Cinta Empat Penjuru Angin
- Gelombang Cinta Hybrid   
- Gelombang Cinta Varigata 
- Gelombang Cinta Kristata
- Gelombang Cinta Black 

Sedang di masyarakat luas yang terlanjur mengenal Anthurium sebagai symbol gengsi, pastilah Gelcin sebagai buruan pertamanya saat mencari simbol gengsi dari tanaman hias. Karena itu, Gelcin is never die.

 
Gelcin Si Klasik yang Tak Lekang Jaman
 

Gelombang Pasang Trend Anthurium

Gelombang Pasang Trend Anthurium

Pada tahun 2006 Anthurium mulai merajalela. Walaupun diakui, ketika itu hanya segelintir orang yang mencoba bermain di pasar tanaman hias. "Dan gelombang Cinta adalah pembuka dari maraknya hobiis gandrung sama Anthurium secara keseluruhan," Setelah Gelombang Cinta, diikuti oleh varian-varian lain. Penjelasannya sebagai berikut:


Anthurium Jemani

Dua puluh tahun silam, jemani berdaun 2 sampai 3 helai setinggi 10 cm harganya di pasaran hanya Rp 4.000 per pot. Dimulai awal Februari 2006, harga-harga jenis Anthurium ini melejit tanpa lagi dapat dikontrol.

Pertama-tama, untuk satu pot Anthurium jemani yang berdaun satu helai dijual sebarga Rp 21.000 sedangkan untuk yang berdaun 3 hingga 4 helai dibandrol Rp. 45.000 per satu pot.

Hal ini lebih mahal daripada harga-harga Anthurium jenis lain dengan ukuran yang sama. Pada pertengahan tahun 2006, anakan jemani berdaun 1 sampai 2 helai dijual seharga Rp 40.000 hingga Rp 50.000 untuk satu pot.

Pada akhir tahun 2007, harga anakan jemani Cobra yang memiliki daun 3 dilepas hingga Rp 1.500.000. Harga ini jauh meninggalkan trend Anthurium sebelumnya. Anthurium jenis ini lebih langgeng bercokol dalam deretan "the most wanted", karena sosoknya gagah, berdaun tebal dan keras, serta berkarakter kuat.

Rekor harga dicapai satu jenis jemani silangan baru di Kudus, Jawa tengah, yang ukurannya 60-an cm dijual seharga Rp 1,25 miliar. Bahkan saat itu ada Anthurium jemani Supernova yang ditaksir seharga Rp 2 miliar.

Anthurium Hookeri

Awal tahun 2006, anakan hookeri yang berdaun 1 helai, harganya hanya berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per pot. Anthurium ini termasuk yang paling muah dibandingkan dengan Anthurium yang lain.

Pada Agustus 2007, hookeri Batang Merah asal Thailand berusia remaja dibandrol Rp 125.000, sedangkan untuk yang bertongkol seharga Rp 2.000.000.

Pada Oktober 2007, hookeri Sweeta berumur 3 bulan dilepas dengan harga Rp 120.000 per pot. Akhir 2007, Anthurium hookeri batang Merah setinggi 10 cm dijual dengan harga Rp 125.000 per satu pot.

Minat orang terhadap Anthurium jenis ini diklaim sebagai "pelarian" dari Anthurium jemani yang harganya semakin tak terjangkau.

Anthurium Gelombang Cinta

Awal tahun 2006, Gelombang Cinta berdaun 1 seharga Rp 1.200 per satu pot. Awal Agustus 2007 di beberapa daerah sulit sekali mencari anakan Anthurium ini. Anthurium Gelombang Cinta mencapai puncaknya pada bulan September 2007. Awal September 2007, biji Gelombang Cinta juga mendadak naik.
Bayangkan, seminggu sebelumnya harganya masih Rp 5.000, dan seminggu lagi sudah menjadi Rp 10.000 per biji (oce). Indukan Anthurium ini laku terjual dengan kisaran harga Rp 75 juta hingga Rp 90 juta.

Awal November 2007, harga anakan Gelombang Cinta dengan 3 helai daun menjadi Rp 40.000 per satu pot.
 
Anthurium Black Beauty


Anthurium Black Beauty aslinya memang bukan barang "murah" karena jenis ini didatangkan dari Thailand. Bersama-sama dengan jemani Cobra, mereka membangun popularitas. Hanya saja indukan jenis ini seperti lenyap di pasaran, bisa jadi karena jenis ini populasinya lebih sedikit dari Anthurium jemani sekalipun.

Anthurium Garuda
 
 Dimulai pada pertengahan tahun 2007, Anthurium ini menjadi salah satu bintang yang bersinar bersamaan dengan naiknya pamor Hookeri dan Gelombang Cinta. Kisaran harga anakan pada Agustus 2007 adalah Rp 200.000. Garuda yang cukup diminati adalah jenis Garuda Merah Thailand, Garuda Merah lokal dan Garuda Hitam.
 
Anthurium Corong

Di tengah demam Gelombang Cinta yang tak terbendung, orang mulai melirik Anthurium Corong dan mempersiapkannya mejadi ternd berikutnya. Trend ini hanya bertahan sesaat, yang kemudian Corong jadi kalah pamor dengan sabetan Gelombang Cinta dan jemani yang berada di puncak idola.

Anthurium Bertongkol
 
Trend Anthurium terakhir adalah yang bertongkol, apapun variannya. Asalkan yang ada tongkolnya, langsung disambar penghobi. Semakin besar dan banyak biji dalam satu tongkol, maka akan semakin mahal harganya. Pendek kata, semua orang ingin jadi breeder.

Banyak orang yang memprediksi kibar Anthurium masih akan bertahan sampai 2008, bahkan hingga 2 tahun ke depan. Bintang yang akan terus bersinar itu adalah jenis jemani dengan nama-nama ular dan hasil silangan yang lain.

Prediksi para Anthuriumania ternyata meleset. Sampai tahun 2013 ini sepertinya mimpi itu belum terwujud.

Gelombang Pasang Trend Anthurium

Memprospek Jemani Mini Size

Memprospek Jemani Mini Size
 
Lagi ngetrend jemani mini size atau yang di arena kontes biasanya diistilahkan dengan Kelas Prospek. Kecil namun sudah berpenampilan layaknya sudah berusia dewasa. Sebenarnya bisa dibikin kok.


Memang terlihat unik dan menyenangkan apabila ada jemani yang saat usianya sekitar 6-8 bulan namun penampilannya sudah layaknya berusia di atas 2 tahun. Posturnya memang masih "mini" dengan tinggi sekitar 20 cm. Namun susunan daun, bentuk tangkai sampai tekstur permukaan daunnya sudah layaknya berusia tahunan.

Inilah yang sekarang dicari-cari orang karena memang terlihat praktis. Bisa dijadikan tanaman hias indoor yang bisa ditempatkan di atas meja atau rak. Namun sayangnya, stoknya tak banyak tersedia di pasaran karena mini size yang ada selama ini memang terjadi secara alamiah. Alias sebuah penyimpangan pertumbuhan.

Bila memang sebuah penyimpangan, berati bisa dibikin. Atau sengaja disimpangkan. Maksudnya karena penyimpangan itu biasanya terjadi secara tak sengaja dalam proses perlakuan sehari-hari. Berarti kita pun bisa memprospeknya agar menyimpang. Tentu saja dengan perlakuan pula.

Caranya, salah satunya adalah proses stressing pada jemani yang masih berusia 2-3 bulan. Atau saat daunya berkisar 4-5 lembar. Atau saat menunggu kemunculan daun generasi ketiga.

Untuk diketahui yang dimaksud dengan daun generasi pertama adalah kecambah. Generasi ke dua adalah daun menjulur. Sedang generasi ke tiga adalah pembentukan daun menuju daun sebagai aslinya saat dewasa nanti.

Saat hendak memunculkan daun generasi ke tiga itulah proses stressing menuju sebuah proses penyimpangan perlakuan bisa dimulai. Proses ini sebetulnya tidak bisa disebut sebagai proses stressing atau proses penyimpangan. Tetapi justru memperlakukan jemani bersangkutan sesuai dengan perjalanan hidupnya di habitatnya sana. Tak kelewat dimanja sehingga menjalani proses pertumbuhan normal secara alamiah.

Yang terjadi kemudian proses pertumbuhannya terutama untuk jemani adalah rada lambat. Namun fenotype (bentuknya) akan sesuai dengan aslinya saat besar nanti. Tak berubah-ubah sesuai dengan genotype-nya.

Namun karena agak perlambat lagi, maka yang terjadi adalah sosoknya yang sejak kecil sudah nampak seperti sudah dewasa. Inilah yang kemudian acap disebut mini size atau Kelas Prospek.

Tahapan Proses Stressing

Adapun proses stressing atau mengikuti jalur alamiah di habitatnya sana itu bisa dilakukan melalui tahapan berikut:

Pertama:
Jangan dipindahkan ke pot yang lebih besar meski sudah nampak pertumbuhan yang bagus. Tunas-tunasnya rajin bermunculan tiap 20 hari sekali.
Ke dua:
Kontrolah media tanamnya agar tetap porous serta memiliki aerasi udara yang bagus. Karena itu cacahan akar pakis yang tak telalu lembut sangat ideal buat proses ini.
Ke tiga:
Di pot yang kecil dengan kedalaman yang terbatas pula, maka perakarannya juga akan terbatas pula perkembangannya. Jangan khawatir akan membuat jemani kesayangan akan mati. Karena akar juga bisa melakukan adaptasi dengan baik.
Saat menuju ke bawah mentok ke dasar pot. Perakaran itu justru akan mengangkat ke atas tanaman. Sebagian akarnyapun akan nampak menonjol sampai di atas permukaan pot.
Ke empat:
Penyiraman sebaiknya tak kelewat banyak. Cukup dengan sprayer. Itupun hanya tiga hari sekali. Atau saat media nampak sudah sangat kering. Lagi-lagi jangan khawatir tanaman akan mati.
Ke lima:
Sebisa mungkin lingkungan dijaga rada lembab. Karena meski tanpa penyiraman yang baik, perakaran yang sudah terangkat di atas permukaan media akan menangkap makan di udara.
Ke enam:
Jangan gunakan pupuk kimia. Biarkan saja tanaman mendapatkan unsur hara dari media tanamnya secara alamiah.
Ke tujuh:
Biarkan tersiram sinar mentari pagi secukupnya. Karena dengan matahari selain membuat proses fotosintesis berjalan baik. Penguapan yang tinggi pada dedaunan akan membuat daun melakukan proses adaptasi. Yakni dengan munculnya kerutan atau tekstur di permukaannya. Inilah yang dikalangan Jenmania kemudian acap disitilahkan karakter.
Daun jemani yang secara alamiah berbentuk bulat serta agak cekung juga mulai akan segera terbentuk sejak awal. Ini seperti yang terjadi di habitatnya sana. Untuk diketahui, kenapa daun jemani menjadi menjulur panjang dengan ujung meruncing, adalah karena proses pertumbuhannya dipacu sejak bibitan.
Ke delapan:
Saat mulai memunculkan daun generasi keempat, sebaiknya mulai dipikirkan untuk repoting. Menempatkan di pot yang lebih besar untuk menyesuaikan dengan proses pertumbuhannya. 

Memprospek Jemani Mini Size
 

Tongkol Jantan-Betina, Kok Bikin Saya Bingung

Tongkol Jantan-Betina
Kok Bikin Saya Bingung


Mendengar dan seringkali membaca istilah tongkol jantan dan betina, kok membuat saya jadi bingung ya. Apakah tongkol Anthurium itu memang ada du jenis, ada tongkol jantan dan ada pula tongkol betina.


Anthurium itu tergolong tanaman yang memiliki buah/bunga ber-rumah satu. Alias dalam satu tongkol/buahnya terdapat serbuk sari (jantan) sekaligus nectar (betina). Dan karena itu untuk terjadinya penyerbukan cukup dari satu tongkol (yang sama). Atau tak perlu tongkol lainnya bisa terjadi penyerbukan yang sempurna.
Gamblangnya, tidak ada tongkol (khusus) jantan atau betina saja. Karena setiap tongkol bisa sekaligus jantan dan betina.
Adapun kapan menjadi betina dan kapan menjadi jantan, adalah ditandai dengan tanda-tanda tertenu. Misalnya, betina ditandai kemunculan nectar (madu) atau cairan kental yang muncul di permukaan tongkol. Biasanya ini terjadi setelah seludang tongkol membuka, sekitar 2-3 hari kemudian nectar akan mulai muncul, terutama di bagian bawah tongkol. Saat itulah sebuah tongkol dinyatakan sebagai tongkol betina.

Lendir madu itu akan muncul sampai sekitar seminggu lamanya. Lalu setelah waktu itu di bagian paling ujung tongkol tersebut akan mulai terlihat butiran-butiran putih. Itulah serbuk sari atau biasa desebut dengan tongkol jantan.
How to breeding hybrid Anthurium?
Nah, biasanya (di alam bebas/alami) atas bantuan serangga atau angin, serbuk sari itu akan jatuh menimpa ke nectar tadi. Saat itulah terjadi penyerbukan. Serbuk sari tadi membuahi nectar di tongkol tersebut.

Sementara yang biasa diistilahkan dengan "dikawinkan" adalah proses penyerbukan itu tak terjadi secara alamiah. Tetapi atas bantuan manusia. Yakni mengoleskan serbuk sari tadi ke nectar dengan kuas, tangan atau peralatan lainnya.

Sedang yang disebut dengan proses hybridisasi ( perkawinan silang), adalah bila nectar itu tak diolesi dengan serbuksari dari tongkol yang sama atau bahkan dari tongkol lain namun masih di satu tanaman yang sama. Melainkan diambilkan serbuk sari dari tongkol tanaman lain yang berbeda jenis /spesies, untuk mendapatkan jenis-jenis atau kultivar-kultivar baru.

Bila penyerbukannya sempurna, sekitar seminggu kemudian tongkol itu akan terlihat berubah warnanya, menjadi lebih puyeh (memudar). Diameternya juga makin membesar. Di permukaannya juga terlihat kasar oleh benjolan-benjolan kecil yang makin lama akan makin membesar serta berwarna kehijauan. Itulah buah hasil penyerbukan tadi.
How to breeding hybrid Anthurium?Sekian bulan kemudian (tergantung jenisnya) namun biasanya sekitar 8-10 bulan, butiran buah itu akan berubah warnanya menjadi kuning, oranye atau merah. Itu pertanda buah tadi masak. Setelah cukup masak, buah itu akan mencuat dari tubuh tongkol. Atau tak perlu menunggu terlepas dari tongkol bisa kita panen.
Kemudian buah itu dipencet untuk mengeluarkan biji (oce). Dalam satu buah biasanya ada dua biji (oce). Biji itulah yang kemudian ditanam untuk mendapatkan tanaman baru (bibit) yang biasa disebut dengan proses perkembangbiakan secara generatif.

Tongkol Jantan-Betina
Kok Bikin Saya Bingung

Memperpanjang Usia Bibitan Albino

 Memperpanjang Usia Bibitan Albino
Sekaligus Menciptakan Bibitan Anthurium Varigata


Dari setiap tongkol Anthurium yang bijinya kemudian disemai, saat mulai berkecambah, selalu saja ada beberapa bibitan yang berdaun albino. Atau yang berdaun putih. Sayangnya, bibitan albino itu kalau dibiarkan tidak akan berumur panjang. 
 
Keluarnya albino itu tentu karena banyak pengaruh eksternal dan internal. Yang eksternal, tentu saja karena sejumlah perlakuan terutama yang menggunakan bahan-bahan kimiawi. Sedang faktor internal adlah proses hybridisasi.

Lalu kenapa yang albino tadi susah sekali bisa bertahan sampai dewasa?? Seperti diketahui, kemunculan albino disebabkan karena daun tak memiliki klorofil (zat hijau daun).

Padahal, justru klorofil itulah yang menyediakan makanan buat tanaman. Karena tidak adanya klorofil pada daun membuat bibit albino ini hanya mengandalkan makanan dari biji (yang disemai tadi). sehingga  saat makanan dalam biji tadi habis, maka matilah bibit albino tersebut. Pasalnya tidak bisa melakukan proses fotosintesis.

Kematian itu tak bisa dihindari meski, misalnya diberi perlakuan khusus. Misalnya memberikan tambahan "menu ekstra" dengan memberikan pupuk yang mengandung unsur N tinggi. Ternyata tetap juga tak mampu menolongnya. Paling lama bibit albino itu bisa bertahan sampai keluar daun ke 5, setelah itu layu dan mati.

Cara Menyelamatkannya

Lalu bgaimana cara menyelamatkannya si albino agar bisa bertahan selamanya. Tumbuh berkembang sampai dewasa?? Untuk menolong bibit albino supaya bisa hidup sampai dewasa, kini ada cara. Cara ini memang belum dibuktikan secara ilmiah, namun bisa dicoba, sebab beberapa orang yang mencoba mengaku berhasil.

Agar bibit albino tersebut bisa bertahan hidup lebih dari 5 daun atau sampai berkembang dewasa, bisa dilakukan dengan cara "menggendongkan" dengan bibit yang hijau atau normal. Istilah menggendongkan itu adalah menggabungkan bibit yang hijau dengan yang albino sambil melilitkan akar antar kedua bibitan tersebut. Melakukannya tentu harus ekstra hati-hati agar perakarannya jangan sampai putus atau rusak.

Caranya pelintirlah perlahan agar kedua akar tanaman tersebut menjadi satu lalu kemudian ditanam kembali. Dalam perkembangannya, bibit yang albino akan tumbuh karena mendapat suplai makanan dari bibitan yang normal.

Bakalan Berubah Menjadi Varigata

Setelah proses "penggendongan" itu berjalan normal, bibitan albino tadi akan mulai tumbuh normal. Hidupnya menjadi lebih lama kerena kebutuhan makanannya bisa dibantu" tanaman lain yang dililitnya.

Namun yang terjadi kemudian, daun putih albinonya perlahan namun pasti bakalan berubah. Tak lagi putih bersih. Terutama daun-daun baru yang muncul kemudian, akan berubah menjadi berbintik-bintik coklat atau varigata.

Bila dua tanaman yang gandeng sudah agak besar, dan bibit albino sudah muncul beberapa daun varigata, barulah bibit berdaun hijau dipotong batangnya atau dimatikan.

Selanjutnya bibit albino yang sudah menjadi varigata tadi akan terus tumbuh seperti tanaman normal dengan kondisi daun tetap varigata. Cara ini nampaknya bisa dijadikan salah satu trik untuk mendapatkan Anthurium varigata. Penasaran dengan inovasi ini??? Silahkan mencoba..!!!!

Memperpanjang Usia Bibitan Albino
Sekaligus Menciptakan Bibitan Anthurium Varigata

8 Alasan Hookeri Lebih Disuka

8 Alasan Hookeri Lebih Disuka


Ada sejumlah alasan kenapa Anthurium berdaun relatif lebih tipis namun bersosok lebih mempesona itu lebih digemari.

1. Jenisnya Seabrek

Salah satu yang membuat hookeri digemari adalah karena keberagaman jenisnya yang bisa mencapai ratusan. Belum lagi variasi warnanya yang beragam, mulai hijau gelap, hijau segar menyerupai lemon sampai yang merah ngejreng batang daunnya hingga gelap brownies.
Variasi daun juga amat banyak serta tak monoton. Bahkan disisi daunlah hookeri bisa disebut mengalahkan aneka jenis Anthurium lainnya.

2. Harga Relatif Miring

Untuk alasan yang stu ini memang sangat relatif sebenarnya. Pasalnya aja beberapa jenis yang kini di puncak singgasana harga, sebut saja Black Beauty dan Burgundy, harganya bahkan merendengi jemani kelas atas. Namun sejumlah klan hookeri lainnya memang relatif terjangkau.

3. Mau Hidup Dimana Saja

Nampaknya alasan inilah yang membuat hookeri begitu disuka. Jenis Anthurium yang satu ini dikenal tak cerewet, terutama yang bertangkai, pohon dan hijau.

Bila umumnya aneka jenis Anthurium maunya ditanam di dataran tinggi 500-1000 dpt (di atas permukaan laut). Maka hookeri mau tumbuh subur dan ranum di dataran rendah seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Balikpapan, Banjarmasin atau Makassar serta Denpasar yang suhunya dikenal panas serta tak lembab.

Bahkan yang berciri khas kelir gelap atau merah, juga masih bertoleransi di dataran rendah. Black Beauty atau Burgundy, misalnya, tak begitu kehilangan pesona browniesnya meski ditanam di kota-kota dataran rendah. Namun akan lebih mengkilap lagi warnanya bila kita bisa menjaga suhu dan kelambabannya.

Beda misalnya, bila memelihara jemani berciri khas warna kegelapan, bakalan mudah berubah warnanya saat dipelihara di dataran rendah yang bersuhu panas.

4. Tak Cerewet

Keunggulan lainnya, hookeri juga dikenal tak cerewet. Mudah beradaptasi serta tak menuntut perawatan terlalu ekstra. Tak rutin menyirami, juga tak masalah. Beberapa jenis hookeri yang tangguh, antara lain: hookeri Hijau, hookeri Batang Merah, hookeri Rumpun Lemon, Krisbum, Green Beauty.

Soal media tanam-pun juga tak kelewat memilih. Karena di habitat aslinya hookeri cenderung ephyfit. Mirip anggrek, akar serabutnya yang berukuran besar-besar bisa menyerap makanan dari mana saja. Bahkan bergantungan atau menempel di pohonpun oke saja.

5. Mudah Bongsor

Salah satu kelebihan hookeri lainnya adalah mudah bongsor. Memperhatikan pola perawatan yang dilakukan Anthuriumania saat ini, yang amat memanjakan tanamannya, jelas bakal membuat hookeri makin bersuka cita. Pasalnya, dengan pola perawatan seadanya saja, hookeri sudah bisa hidup nyaman dan subur.

Apalagi disiram rutin disemprot juga rutin kemudian dipupuk secara periodik. Jelas akan membuatnya jadi cepat besar dengan daun hijau lebat nan ranum.

6. Cepat Berbuah (Tongkol)

Jangan bandingkan dengan aneka jenis jemani yang membutuhkan umur sampai 3-4 tahun untuk siap berbuah (bertongkol). Karena hookeri hanya butuh 1-1,5 tahun untuk siap memunculkan tongkolnya.

7. Tumbuh Merumpun

Kelebihannya yang satu ini juga membuat hookeri disukai (tidak hanya di Indonesia tetapi juga diluar sono). Yakni cenderung tumbuh merumpun, terutama jenis-jenis berdaun lebar dan memanjang seperti hookeri Batang Hijau atau Batang Merah.

Apalagi yang berjeis hijau rumpun, jelas dari sononya sudah bertipikal merumpun. Hingga cepat meroset (komposisi daun yang berimbang) sehingga enak dilihat. Karena mudah merumpun jelas gampang dibiakkan, yakni dengan cara displit anakannya.

8. Mudah Dikawin Silangkan

Karena sejumlah kelebihannya itulah hookeri paling banyak dimanfaakan untuk dikawin silangkan baik dengan jenis-jenis Anthurium lainnya, bahkan jemani. Sifat-sifat unggl hookeri itu diharapkan menurun ke anakan hasil perkawinan silang tersebut. Antara lain bentuknya yang roset, aneka bentuk daun serta warna-warnanya yang tak monoton.


8 Alasan Hookeri Lebih Disuka
 

Watermaliense Dicurigai Biangnya Gen Hitam

Watermaliense Dicurigai Biangnya Gen Hitam

 


Melihat sosoknya, terutama yang masih remaja, tentulah meragukannya dia si Black Anthurium. Pasalnya, daunnya justru normal hijau, tangkai (peiole) juga begitu. Namun kenapa Watermaliense juga punya nama Anthurium Negro?? Selidik punya selidik, nama Watermaliense itu diambilkan dari Watermall, nama sebuah kota di Belgia tempat si negro kali pertama diindentifikasi.

Namun jangan salah, meski dikenali pertama di Eropa, Watermaliense ternyata banyak ditemukan di Costa Rica dan Cplumbia. Nah.. yang berkelir coklat gelap cenderung menghitam seperti kusam, adalah yang hidup di gunung-gunung di Amerika Selatan itu.

Yang bikin kondang dan kemudian menjadi salah satu namanya, The Black Anthurium, sebetulnya adalah tongkolnya. Mulai tangkai sampai tongkolnya dan terutama seludang tongkolnya memang hitam bles.

Saat pecinta Anthurium daun mulai gemar melakukan persilangan demi mendapatkan bunga (seludang) yang beraneka warna, Watermaliense-lah yang dipakai sebagai gen pengisi warna hitamnya. Dari sini kemudian Watermaliense terus dikembangkan sebagai pengisi warna hitamnya. Bahkan saat pecinta Anthurium daun ikutan memakainya sebagai pemberi warna hitam.

Entah sudah berlangsung berapa lama, yang jelas gen hitamnya menyergap kemana-mana. Termasuk saat serbuksarinya menyerbuki nectar yang ada di tongkol hookeri, maka muncullah hookeri hitam. Yang anehnya, genhitam itu justru merayap tak hanya di tongkolnya saja tetapi sampai ke tangkai (petiole) daun, daun hingga ke urat daun.

L.H. Bailey dan Nash yang mengidentifikasinya, juga mengakui itu. Menurutnya sebetulnya anggota Pochyneurium itu sebetulnya ada dua, hidup di dataran rendah yang kurang menghitam, dan yang hidup di atas 100 dpt yang berkecenderungan berkelir hitam.

Yang jelas, Watermaliense berbeda dengan Anthurium Cobrerense yang hidup di ketinggian puncak pegunungan Andes. Keduanya agak mirip, terutama di biji buah (oce)-nya yang hitam legam. Tapi buah Cobrerense jauh lebih gelap.

Albovariegata
Si Negro Mencoba Berganti Kelir 


Selain menghitam saat umurnya sudah masuk dewasa, Anthurium Watermaliense jega demwn menjadi varigata. Karena itu sampai ada subspesies-nya yang memang khas, daunnya varigata. Namanya Anthurium watermaliense subsp albovariegata.

Jenis ini sekarang juga tengah digandrungi di kawasan Amerika dan Rusia buat tanaman indoor.

Menurun Sampai Black Beauty?

Kekuatan gen hitam watermaliense dicurigai oleh pakar-pakar Anthurium Indonesia, menurun sampai ke jenis-jenis yang sekarang tengah ngetop. Sebut saja Burgundi, Black Beauty dan Black Selvit.

Lihatlah bentuknya secara keseluruhan. Bertangkai panjang, daunnya sepintas mirip keluarga brownii, seandainya saja dengan Corong dewasa, relatif mirip. Tapi daun yang sudah tua, malah lebih dekat ke Anthurium kuku bima.

Daunnya itu juga bisa tumbuh membongsor sampai sepanjang 50 cm dan lebar sekitar 30 cm. Secara keseluruhan, tinggi tanaman epifit ini bisa mencapai 1,5 meter.

Saat masih muda, memang tak menunjukkan tanda-tanda bakalan jadi negro. Apalagi yang hidup di dataran menengah di bawah 100 m dpl. Namun yang hidup "sejuk" di dataran tinggi, saat umurnya lewat 3 tahun maka kecenderungan menjadi gelap mulai terlihat.

Anthurium Bunga

Bila dialah biangnya gen hitam, ada baiknya dicoba untuk  dimintai warisan kelir gelapnya itu.  Coba saja dari beberapa "turunannya", misalnya ke kultivar-kultivar Anthurium andreanum (Anthurium bunga) untuk dikawinkan dengan hookeri. Akankah nanti bisa melahirkan anakan berdaun khas hookeri namun berkelir kegelapan.


Ada yang sudah mencoba??

Watermaliense Dicurigai Biangnya Gen Hitam