Anthurium Bonplandii

Anthurium Bonplandii, 
Pemain Kakap Memburunya Sampai Amrik, Ada Apa Ya...??


Sejumlah pemain kakap Anthurium asal Jakarta ketahuan memesan ke sejumlah breeder Anthurium asal Amerika Latin. Mereka mengirim penawaran via email, kepada siapa saja yang memiliki Anthurium Bonplandii, agar mau memberikan penawaran balik. Melengkapi spesifikasi, harga, teknik pengiriman dan pembayaran.

Ada apa ya dengan Anthurium Bonplandii?? Adakah memiliki kelebihan seperti faktor kelangkaan seperti Anthurium Reflexinervium?? Atau sebab-sebab lain.

TAK REWEL
Spesies Anthurium Blonpandii, memiliki 3 subspesies, yakni Anthurium blonpandii subspesies cuatrecasii yang hidup di bebatuan (epiilithic), kemudian Anthurium bonplandii subspesies guayanum yang hidup di hutan-hutan secara epifit dan Anthurium bonplandii subspesies bonplandii, yang banyak ditemukan hidup di tanah-tanah pasir.

Spesies ini masih anggota Anthurium Pacgyneurium yang masih satu kelompok di bird's nest alias sarang burung.

Keistimewaannya, dan itu yang mungkin membuatnya diburu oleh pemain kakap Indonesia, Blonpandii yang ditemukan oleh George Bunting di Venezuela itu hidup di hutan-hutan Amazon, hidup di dataran rendah 100-140 dpl (di atas permukaan laut). Berarti ideal juga buat ditanam di kota-kota besar di sini yang umumnya berada di dataran rendah.

Tak rewel, karena di habitatnya Bonplandii itu selain epifit (hidup dengan menempel di pohon-pohon besar). beberapa juga ditemukan hidup di perbukitan batu itu juga dikenal paling tahan banting. Karena di musim panaspun ia cukup makan dan minum dari atmosfir alias dari udara terbuka (embun), dll).

Disukai semut untuk membuat sarangnya, terutama yang hidup di bebatuan, Bonplandii ternyata juga dikenal kebal serangan serangga dibanding jenis-jenis jemani pada umumnya.

JEMANI URAT GOLD
Nah ini dia yang membuat Anthuriumania banyak yang tertarik Bonplandii, juga berkarakter khas jemani bahkan jauh lebih bagus dibanding jemani yang sudah kita kenal selama ini.

Daunnya sangat tebal dan lebat, lebarnya mencapai 30-75 cm, dengan panjang bisa menjulur 30 cm sampai 1 meter. Permukaan daun bagian atasnya juga sangat mengkilap.

Warnanya juga cenderung hijau gelap kehitaman serta di malam hari akan bersemu kecoklatan saat terterpa sinar lampu. Urat daunnya juga sangat eksotis, karena selain berkarakter khas, juga berwarna kekuningan mengarah ke gold. Bila jadi saat dibawa ke sini nanti bakalan diberi nama Anthurium Jemani Gold.

Khusus yang subspesies cuatrecasii, tangkai daunnya relatif lebih panjang serta daunnya tak begitu gelap.

PAS BUAT INDUKAN
Karena sejumlah kelebihannya itulah ditunjang kelirnya yang hitam, berdaun tebal khas jemani serta berurat kekuningan, lagipula bukan produk hybrid (persilangan) Anthurium Bonplandii juga ideal dijadikan indukan.
Yang jadi faktor utama kelebihannya, adalah warna daunnya itu...loh. Bukankah kita sekarang tergila-gila pada warna kehitaman. Apalagi yang subspesies bonplandii itu hitamya cenderung ke burgundy. Jadi sangat layak untuk diburu.

TONGKOL SUPER Berdiri Tegak Hingga Semeter
Dan ini dia yang membuat tergiur, Anthurium Bonplandii juga dikenal memiliki tongkol super. Lepas usia 4 tahun tongkolnya bisa mencapai 30-100 cm. Warnanya juga eksotis, tangkainya cenderung kecoklatan, tapi seludangnya tetap hijau.

Tongkolnya sendiri berwarna keabu-abuan kemudian berubah menjadi kecoklatan saat sudah mulai terserbuki dengan baik. Buahnya berwarna keunguan lalu kemudian menjadi kemerahan saat sudah mulai masak.

Dikenal rajin berbuah (tongkol), Anthurium Bonplandii bisa membuahkan 5-6 tongkol di waktu bersamaan. Sungguh sebuah mesin uang yang bagus buat para breeder profesional.

Anthurium Bonplandii

Anthurium Berdaun Hati

Anthurium Berdaun Hati
A. Clarinervium

A. Faustomirandae

A. Spp Limegreen

A. Clidemioides

A. Rugulosum

A. Luxuriens

A. Ace of Spades

A. Faustomiranda

Anthurium magnificum,  Anthurium magnificum Linden, Photo Copyright 2007, Enid Offolter, Natural Selections Exotics, Fort Lauderdale, FL
A. Magnificum

A. Corrugatum

A. Warocquanum


Anthurium Gracile Alias Si Bulu Ayam Jantan

Anthurium Gracile Alias Si Bulu Ayam Jantan

Anthurium Gracile
Anthurium Bakeri

Anthurium bulu ayam, bila mengacu pada spesies yang ada, sebenarnya ada dua. Yaitu Anthurium Bakeri dan Anthurium Gracile. Sepintas, keduanya mirip-mirip meski sebenarnya beda spesies. Kalau diperhatikan, keduanya memang beda.

Daun Anthurium Gracile cenderung lebih lebar, lebih kokoh serta berkarakter dengan sedikit berombak di tepiannya. Daunnya juga lebih lebat dan karena itu nampak roset meski menjuntai tak beraturan.

Di habitatnya, di Amerika Tengah, Gracile yang truly epifit itu biasa terlihat tumbuh menggantung di dahan pohon-pohon besar.
Seperti juga Anthurium Bakeri, Gracile juga rajin bertongkol. Buahnya juga lebat serta tergolong produktif meski tak terjadi penyerbukan dengan sempurna. Dengan buah berwarna kemerahan, itulah kelebihan Gracile. Dikoleksi karena untuk dinikmati keindahan kelebatan buahnya.

Anthurium Gracile Alias Si Bulu Ayam Jantan

Anthurium Reflexinervium

 Anthurium Reflexinervium
Langka Tenan, Mahal Beneran



Mau tahu Anthurium yang masuk katagori "super most wanted" oleh kalangan kolektor lokal maupun di luar sono?? Itulah  Anthurium Reflexinervium. Diburu karena memang sangat langka. Saking langkanya, kolektor bahkan sampai ke pengelola botanical garden di Amerika sana pada memburunya.

Di habitat aslinya di Ekuador,  Anthurium Reflexinervium itu tergolong tanaman yang epilithic atau hidup di bebatuan. Tapi sekarangpun sudah sangat ditemukan.

Menjadi sangat langka karena jenis ini ternyata susah berbiak. Wajar, dengan hidup di bukit-buit batu, biji dari tongkolnya akan susah berbiak. Tapi ternyata bukan itu saja yang membuatnya nyaris punah di habitatnya. Saat dicoba dibiakkan di botanical garden, tetap saja susah mendapatkan seddling (bibitnya).

The International Aroid Society kabarnya sampai sekarang hanya memiliki 50 bibitan. Itupun hasil pembiakan secara alami yang dilakuak sejak pertengahan 1990-an silam. Perkumpulan pecinta aroid itu bahkan mengakui,  Anthurium Reflexinervium juga susah dibiakkan meski memakai teknik kultur jaringan.

Di sini karena masih ngendon di gudang kolektor jadinya susah beredar bibitannya. Kalupun ada nursery kelas gajah yang memiliki, rata-rata juga lebih memilih menyimpan buat dipakai sendiri hasil pembiakannya. Wajar bila tak bisa diraba berapa pasarn harganya.

Buat gambaran, di Amrik sono 5 tahun silam, kolektor mau mengganti sampai US$ 30 ribu untuk ukuran remaja yang belum bertongkol. Jadi...bisa bayangkan sendiri pasarannya di sini.

Tongkolnya Cantik Tapi Susah Dipetik

http://home.sandiego.edu/~kaufmann/aroids/anthurium/Anthurium_reflexinervium_05_vertical.jpg

Selain daunnya yang super unik,  Anthurium Reflexinervium juga punya kekhasan lain. Yakni tongkolnya yang berwarna violet (ungu) saat muda dan belum diserbuk. Kemudian terus berbah menjadi "dark reddisk purple" (burgundy) saat sudah mulai tua. 

Buahnya?? Juga keren abis. Berwarna ungu kemerahan, sayangnya meski tanaman ini bisa tumbuh besar dengan panjang daun mencapai 50 cm, tongkolnya tak begitu besar. Itupun susah "jadi". Alias meski penyerbukannya dibantu "manusia" namun kemungkinan "jadinya" amat minim. Jadi...meski ranum tetap susah dipetik buat dikecambahkan lagi untuk dijadikan bibitan.

Kerutannya Bisa Memendarkan Cahaya


Secara umum, selain kelangkaannya,  Anthurium Reflexinervium ini juga punya keistimewaan di kerut-kerut daunnya. Kerutannya itu sangat unik dan khas. Warna daunnya itu "olive green" cenderung gelap namun mengkilap.

Karena itu saat terkena sinar matahari jadi memendarkan cahaya. Mungkin itulah yang kemudian menjadikan namanya Reflexinervium.

Kelebihannya yang satu itu setidaknya bisa dibuktikan di salah satu foto ini. Terlihat kabur atau tidak fokus. Sebetulnya tidak, tapi karena kerutam daunnya yang mengkilap itu malah memantulkan balik cahaya bak reflektor.

Tipikal Sarang Burung


Bentuknya cenderung meroset karena jarak antar daun relatif berhimpitan. Khas tipikal bird's nest (Anthurium sarang burung). Tangkai daun pendek dan tumbuh tegak menyamping. Namun karena daunnya tipis (khas tanaman panas), jadi cenderung menekuk ke bawah.

Anthurium Reflexinervium
Langka Tenan, Mahal Beneran


Arikel terkait
Anthurium Bonplandii
Anthurium Cubense
Anthurium Mancuniense 
Anthurium Oxycarpum 
Anthurium Radicans
Anthurium Reflexinervium
Anthurium Schlechtendalii 
Anthurium Vittarifolium
Anthurium Watermaliense 
Anthurium Wendlingeri 

Anthurium Polyschistum Berdaun Ganja

Anthurium Polyschistum Berdaun Ganja

 

Bila ingin mantap merawat dan melanggengkan berbagai tarh Anthurium yangada sekarang ini, mungkinada baiknya kembali menengok ke sifat spesi asli. Lantaran dari sana bisa ditemukan jati diri Anthurium yang sejati.

Anthurium Polyschistum adalah spesies yang berdaun mirip ganja. Dengan batang yang berbulu dan akar muncul dari sela-sela ruas, sehingga harus diberi alat penyangga berupa bambu kecil untuk menopang tubuhnya yang bertumbuh. Memiliki warna merah cenderung pekat, bahkan keungu-unguan pada salah satu akar dan pangkal batang.

Juga bentuk daun seperti jari dengan tangkai daun yang aak panjang, namun kalau tanaman bisa disamakan dengan pohon yang diharamkan keberadaannya, cannobis sativa. Sekaligus dapat dimasukkan ke dalam katagori Anthurium batang panjang. Berkampung halaman di kawasan Amerika Selatan dengan kondisi cuaca tropis, mendekat sub tropis.

Umumnya daun muda, warnanya lebih muda dibanding daun tua yang cenderung hijau tua, bahkan ada yang berwarna hijau keperak-perakan. Inilah spesies yang layak untuk dimiliki sebagai pelengkap koleksi Anda.

Akar Menyenangi "Angin" 
Anthurium Polyschistum mempunyai akar yang menyukai udara. Mengacu pada "pola hidup" keluarga Anthurium yang tergolong bukan tanamn akar dalam.

Apa artinya? Rupanya berdasar karakter asli mereka, berdasar Standarisasi Anthurium dari Jurnal Ilmiah Aroid tahun 1979. Menyebutkan konsentrasi pertumbuhannya banyak terjadi pada permukaan media tanam.

Otomatis, hal ini menyebabkan Anthurium menyenangi media tanam yang ringan serta memiliki tingkat porositas yang memadai. Dengan kelembaban yang tinggi namun tidak basah.

Sebenarnya, akar Anhurium itu akar angin. Mempunyai filamen, lapisan seperti gabus. Berguna untuk menyerap kelembaban (humidity) serta nutrisi yang ada di sekitarnya. Nah filamen tadi yang menyebabkan daya serap akat menjadi tinggi. Di luar itu identik dengan anggrek vanda butuh angin dan kelembaban.

Sedikit banyak mampu menjelaskan "keganjilan" yang terjadi pada polyschistum tersebut. Kenapa akar bisa tumbuh meski tempatnya di atas, ruas batang bukan di kedalaman media tanam.

Ketika menemukan fakta, Anthurium memiliki akar angin. Dapat diasumsikan ritual penyiraman air, entah pagi maupun malam hari bukan materi yang utama lagi. Lantaran akan makin lebih baik bila ia jarang disiram, durasinya bisa mengambil jarak satu minggu sekali.

Coba lihat, bila Anthurium terlalu sering atau rutin disiram setiap hari. Maka pertumbuhan akar akan berhenti, tidak sampai turun ke bawah. Lantaran "terangsang" oleh air, jadi ia ogah jalan.

Anthurium Polyschistum Berdaun Ganja

Anthurim Bakeri Alias Si Bulu Ayam

Anthurim Bakeri Alias Si Bulu Ayam


Inilah salah satu Anthurium spesies yang bentuknya memang "tak laiknya" Anthurium. Daunnya, tidak lebar maksimal hanya 9 cm, meski panjangnya bisa mencapai 50 cm. Tangkainya antara 11-17 cm panjangnya hingga membuat daunnya yang "kurus" itu terlihat menjuntai lalu di tengah menekuk ke bawah. Mirip bulu ayam.

Daunnya juga tak kelewat lebat sehingga spesies ini idealnya ditanam semi menggantung. "Inilah yang membuat orang kurang meliriknya," aku kolektor asal Bogor.

Karena kurang dilirik, harga pasarannyapun juga amat miring. Padahal kalau dicermati dan diperhatikan, spesies ini punya keunikan, tongkolnya produktif sehingga bisa dimanfaatkan untuk hybridisasi buat mendapatkan kultivar-kultivar hybrid dengan daun yang unik. Tak begitu besar hingga tak memakan tempat.

Selain itu yang bisa dimanfaatkan adalah kemurnian galurnya. Juga buahnya kecil mirip beri merah itu rajin sekali muncul dari tongkol-tongkolnya yang juga rajin menyembul, tiap pohon bisa menghasilkan 3-4 tongkol sekaligus.

SUSAH DIBIAKKAN
Sayangnya, semuanya tidak bisa dikecambahkan karena umumnya langsung mati karena tidak terbuahi sempurna. Spadiks (tongkol) kecil dan bertangkai kurus memang biasanya susah jadi. Tapi bukan berati tidak bisa dibiakkan. Kalau kita silangkan dengan kultivar lain masih ada kemungkinan untuk jadi.

Produktifitas tongkolnya itulah yang dimanfaatkan buat diserbukkan pada tongkol betina jenis lain. Anakannya nanti akan mewarisi keungglan produktifitas selain keunikan bentuk daun dan posturnya.

Apomiptic, Diserbuki Malah Tak Jadi!!
Di habitatnya, di Guatemala sampai Columbia, Anthurium Bakeri dikenal karena keunikan buahnya. Tongkolnya, super produktif. Hidp di hutan-hutan basah dengan menumpang di pohon-pohon besar, juntaian tongkolnya yang penuh terisi buah merah memang memberi pemandangan menarik.

Warga section Porphyrochitonium ini memang dikenal sebagai tanaman "opomiptic". Yakni buahnya bisa muncul ranum memenuhi spadiks (tongkol) meski tanpa polinasi (penyerbukan). Karena itu, justru bila dpaksa diserbuki, justru malah susah jadi.

Anthurim Bakeri Alias Si Bulu Ayam

Anthurium Oxycarpum, Dikenal dengan Nama Levis

Anthurium Oxycarpum, 
Dikenal dengan Nama Levis

Nama ilmiahnya sebenarnya adalah Anthurium Oxycarpum. Namun spesies yang ditemukan di tenggara olumbia sampai ke Amazon, Equador, Peru dan Bolivia, itu di sini lebih populer menyandang nama Anthurium Levis.

Entah siapa yang kali pertama memberi nama Levis. Mungkin karena permukaan daunnya yang berkerut sejajar seperti kain jeans Levi's, kata Anthuriumania dari Semarang yang telah sukses membiakkan salah satu favorit Anthurium daun kerut itu.

Schott dan Engler, dua orang peneliti Anthurium memasukkan spesies ini ke dalam seksi Oxycarpium. Ciri khas seksi ini adalah permukaan daunnya yang berkerut-kerut meski tak terlalu ekstrem macam Reflexinervium atau Veitchii King.

Namun sejumlah peneliti lainnya menambahkan bahwa si Levis bisa juga dimasukkan ke dalam seksi Pachyneurium. Itu bila melihat sosok daunnya yang condong berdiri dengan susunan memutar.

http://farm8.staticflickr.com/7109/7139059119_4423fd3608_o.jpgSama seperti spesies-spesies berdaun kerut lainnya, Oxycarpum juga relative susah dibiakkan di sini. Di suhu yang cenderung gerah, tongkol Levis jadi susah jadi. Karena itu perlu adaptasi. Harus dipelihara bertahun-tahun dulu sebelum akhirnya bisa dibiakkan secara generatif.

Sudah begitu tongkolnya juga tidak bisa tumbuh besar hingga bisa menghasilkan biji (oce) sampai ratusan. Si Anthurium Levis ini tongkolnya paling banter hanya bisa menetaskan 100 biji (oce). Itupun ukurannya kecil-kecil nyaris seukuran biji wijen.

http://farm9.staticflickr.com/8157/6992980082_f9c5c31646_b.jpgWajar bila populasinya di pasaran juga tak begitu banyak. Meski begitu harganya tergolong lumayan mahal. Tongkolnya berukuran kecil, karena sosok tanamannya sendiri memang tak bisa tumbuh besar. Oxycarpum di habitatnya sana juga tergolong Anthurium "perdu". Tingginya paling banter 50 cm dengan panjang daun maksimal 30-40 cm.

Daunnya yang tebal itu juga tak bisa melebar. Karena hanya menthok di 10-25 cm saja. Namun karena susunan daunnya yang oke serta berkerut di tengah dengan urat daun mengelompok di dalam sehingga kerutan itu seperti bertepian mulus, membuatnya terlhat eksotis.

Nyaris Sama Tapi Beda Spesies

Anthurium Dwyeri
Anthurium Willifordii
Anthurium Oxycarpum ternyata punya "kembaran". Tak tanggung-tanggung, ada tiga spesies, yakni Anthurium Supragrandulum, Anthurium Dwyeri, dan Anthurium Wilifordii. Bila tak jeli, akan susah sekali membedakannya terutama saat masih bibitan. Memang wajar bila ketiganya mirip Anthurium Oxycarpum. Karena memang sama-sama termasuk ke dalam seksi Oxycarpium. Hanya saja Anthurium Dwyeri saja yang ternyata berasal dari seksi Porphyrochitonium. Padahal sosoknya Dwyeri-lah yang paling mirip Oxycarpum, meski dengan ukuran tubuh lebih mungil.

Dwyeri rata=rata hanya setinggi 24-40 cm dengan tongkol berkisar 15-20 cm. Kerutan di permukaan daunnya juga tak seekstrem Oxycarpum.
Athurium Superbum
Sementara Anthurium Willifordii justru sepintas mirip Superbum. Yang membedakannya, ujung daunnya cenderung ogah lancip. Daunnya juga relative lebih ebar dari superbum. Soal kerutan, sebenarnya lebih berkerut dari Oxycarpum meski tak seekstrem Superbum.

Anthurium Oxycarpum, 
Dikenal dengan Nama Levis



Arikel terkait
Anthurium Bonplandii
Anthurium Cubense
Anthurium Mancuniense 
Anthurium Oxycarpum 
Anthurium Radicans
Anthurium Reflexinervium
Anthurium Schlechtendalii 
Anthurium Vittarifolium
Anthurium Watermaliense 
Anthurium Wendlingeri 

Anthurium Vittarifolium

Anthurium Vittarifolium

 
Yang ini juga spesies Anthurium yang hidup menggantung. Bedanya dengan Anthurium Wendlingeri, daunnya cenderung lebih banyak. Juga lebih lebar namun panjang maksimalnya hanya berkisar 1,2 meter.

Vittarifolium juga tak memiliki perakaran yang lebat serta cenderung memanjang seperti Wendlingeri. Meski begitu saat masih kecil (bibitan) keduanya agak susah dibedakan bagi yang terbiasa bergaul dengan jenis-jenis selendang.

Spesies inilah yang nampak lebih banyak beredar di sini dibanding jenis-jenis Anthurium menggantung lainnya.

Soal perawatan, memang tak serewel Wndlingeri yang meminta suhu terkontrol di kisaran 18-25 derajat Celcius. Karena Vittarifolium mampu beradaptasi di suhu sampai 30 derajat Celcius.

Anthurium Vittarifolium

Arikel terkait
Anthurium Bonplandii
Anthurium Cubense
Anthurium Mancuniense 
Anthurium Oxycarpum 
Anthurium Radicans
Anthurium Reflexinervium
Anthurium Schlechtendalii 
Anthurium Vittarifolium
Anthurium Watermaliense 
Anthurium Wendlingeri 

 

Anthurium Renaissance, Keris Langsing Berluk Rapat

Anthurium Renaissance
Keris Langsing Berluk Rapat


Anthurium Keris yang kita kenal selama ini, bila mengacu pada spesies yang ada, ternyata ada beberapa spesies. Itu tentu saja belum termasuk hybridnya. Renaissance, adalah salah satu kerabat dekat keris yang selama ini tertutup popularitasnya Krispimarginatum, spesies asli Keris.

Anthurium Renaissance sebetulnya lebih sah menyandang nama Keris. Pasalnya bentuknya lebih mirip Keris yang sesungguhnya. Berdaun lanset tinggi kurus dengan liuk lekuk di tepian daun yang rapat dan kecil-kecil. Lekuk itu tak terpengaruh oleh makin memanjangnya daun. Begitu juga dengan lebar daunnya, tetap maksimal hanya 7-10 cm saja meski daun itu sudah mencapai 1 meter lebih panjangnya.

Bedanya dengan Keris, Renaissance tak suka memanjangkan batangnya lalu memamerkan akar serabutnya yang menonjol jauh di atas permukaan media tanam. Renaissance meski sudah "berumur" batangnya tetap tak bisa memanjang. Yang menjulur tinggi hanyalah daunnya saja.

Karena itulah postur Renaissance tak bisa sejangkung Keris. Maksimal hanya setinggi total 1,5 - 2 meter.

LEBIH PRODUKTIF
Dibanding Keris, Renaissance juga tegolong lebih produktif. Karena saat usia remaja, sekitar setahun, ia sudah mulai mengeluarkan tongkol belajaran. Tak seprti Keris yang tongkolnya dikenal susah "jadi", tonggkol Renaissance juga rsjin memunculkan buah yang ranum yang didalamnya berisi biji (oce).

Karena itulah, besarkemungkinan bibitan Keris hasil pembiakan generatif yang banyak beredar di sini justru berasal dari Anthurium Renaissance ini dan bukan dari Krispimarginatum yang susah berbiak secarageneratif.  

Anthurium Renaissance
Keris Langsing Berluk Rapat