Banderol Itu, Siapa yang Memasang?
Ini tentu pertanyaan bodoh. Karena di hukum ekonomi, banderol pasaran tentu diserahkan pada "supply and demand". Yang stoknya banyak tentu murah dan sebaliknya. Namun pada Anthurium saya kok kadang jadi bingung, karena ada sejumlah varian yang stoknya terhitung lumayan banyak tapi harganya tetap saja tinggi. Bahkan lebih tinggi dari beberapa jenis yang suplainya terbatas dengan permintaan yang juga banyak.
Perhatikan saja beberapa jenis jemani. Masih saja harga pasarannya tinggi meski suplainya sekarang sudah mulai banyak. Bandingkan dengan harga Black Beauty, yang meski suplainya terbatas tapi permintaan tinggi, tetap saja di bawah jemani.
Lalu mekanisme pasar yang bagaimana pula ini??
Itulah Anthurium. Kadang membolak-balikkan sejumlah "hukum" yang biasa berlaku. Sebenarnya yang tejadi bukanlah perkara supplay and demand. Tapi pasaran harga itu cenderung didasarkan pada value for money-nya. Kelayakan akan nilai didasarkan pada realitas barangnya.
Jemani tetap berpasaran tinggi meski suplainya banyak karena orang lebih melihat jemani memiliki keindahan lebih dibanding Black Beauty, misalnya. Ibaratnya, di Jerman sana suplai Mercedes Benz juga seabrek tapi kenapa harganya tetap lebih tinggi dari produk Toyota.
Jemani dihargai lebih tinggi karena "kandungan nilainya" memang lebih tinggi dari hookeri jenis apapun. Meski urusan keindahan atau estetika di sini amatlah relatif. Tak seperti Mercedes dan Toyota, dimana harga itu didasarkan pada muatan teknologi, bahan, dan lain sebagainya yang jelas-jelas terukur nilainya.
Banderol Itu, Siapa yang Memasang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar