Cara Jualan Tanaman Hias
Mau berbinis tanaman hias? Apakah harus sewa lapak? Banyak model
bisnis bisa dipilih. Betulkah modal uang mutlak diperlukan? Siapa
bilang? Ternyata jadi buser atau hunter bisa jadi pilihan. Modal hanya
handphone yang bisa MMS. Berikut ini beberapa model bisnis yang bisa
Anda pilih sesuai dengan kondisi keuangan, kesehatan, dan cita-cita
pribadi sejak kecil.
Sewa dan Buka Gerai Tanaman Hias
Ini cara paling konvensional. Menjual tanaman hias dengan cara menyewa lapak di tempat terbuka. Kalau Anda punya nyali dan mau sedikit nekad, bisa menggunakan lahan kosong milik pengembang yang tidak difungsikan atau lahan kosong milik siapa saja. Cuma konsekuensinya, Anda harus siap-siap dikejar petugas Trantib dan berurusan dengan para preman. Jelas, cara ini tidak dianjurkan. Yang paling baik, sewa saja secara resmi lapak-lapak di sentra-sentra tanaman hias yang juga resmi. Di Jabodetabek misalnya ada di Ragunan; Flona Alam Sutera di Serpong Tangerang, dan Pusat Tanaman Hias BSD City di Kompleks Taman Tekno Tangerang.
Sistem sewa biasanya dihitung per bulan atau per tahun
di luar biaya kebersihan dan keamanan. Hitungan untuk tahun 2007,
rata-rata per tahun 5—10 juta rupiah untuk setiap kapling. Kalau lahan
sudah habis di tempat resmi tadi, Anda bisa ‘membeli hak pakai’ pada
penyewa lama secara ‘bisik-bisik’. Dengan catatan, penyewa lama sudah
bosan. Harga beli ‘hak pakai’ juga bervariasi, antara Rp20—100 juta per
kapling.
Menyewa lapak di sentra penjualan tanaman hias resmi,
selain tidak dikejar-kejar petugas Trantib, Anda juga tidak perlu
repot-repot promosi. Karena sentra tanaman itu sendiri sudah mampu
mengumpulkan pengunjung. Paling tidak, kalau Anda belum punya pelanggan,
kalau nasib baik, ada pelanggan tetangga ‘kesasar’ masuk ke gerai Anda.
Yang perlu Anda lakukan tinggal memajang tanaman-tanaman yang bagus,
mempekerjakan karyawan yang ramah, dan membuat gerai Anda menyenangkan.
Sewa Stan dan Buka Pameran
Pameran tanaman hias merupakan ajang promosi dan ajang penjualan yang bagus. Pihak penyelenggara melakukan banyak promosi untuk mengudang konsumen datang. Kalau Anda sewa stan dan buka pameran di situ, bukan mustahil gerai Anda dikunjungi orang, dan tanaman Anda dibeli orang.
Sekadar
informasi, di Jabodetabek, sewa stan pameran saat ini berkisar
Rp750.000 sampai Rp3.000.000, untuk gerai ukuran 3 x 5 meter, selama
pameran berlangsung antara 7 sampai 10 hari. Di Jakarta ada beberapa
event pameran tanaman yang berskala nasional, seperti Pameran Flora
Fauna di Lapangan Banteng setiap bulan Agustus, atau pameran-pameran
tanaman hias yang diselenggarakan Majalah Trubus. Namun, banyak juga
pameran-pameran serupa yang diselenggarakan oleh Pemda, Supermal, atau
event-event organizer di banyak tempat.
Yang perlu Anda lakukan
adalah selain menyiapkan tanaman hias andalan juga mencetak kartu nama
untuk disebar. Jangan lupa cetak nomor telepon Anda jelas-jelas agar
setelah pameran usai, tanaman Anda tetap dibeli orang.
Open House
Open house atau buka nurseri di rumah sendiri paling enak. Anda bisa setiap hari menongkrongi, memantau, dan menerima pembeli. Kalau bisnis Anda laku, Anda boleh bilang pada keluarga di rumah yang ikut menyaksikan, bahwa jadi pedagang tanaman hias tidak ‘hina’. Cara ini gampang dilakukan bila Anda punya pekarangan atau lahan yang memenuhi persyaratan. Namun bagi yang tidak punya lahan, jangan berkecil hati, bisa bikin dak di atas rumah.
Open house atau buka nurseri di rumah sendiri paling enak. Anda bisa setiap hari menongkrongi, memantau, dan menerima pembeli. Kalau bisnis Anda laku, Anda boleh bilang pada keluarga di rumah yang ikut menyaksikan, bahwa jadi pedagang tanaman hias tidak ‘hina’. Cara ini gampang dilakukan bila Anda punya pekarangan atau lahan yang memenuhi persyaratan. Namun bagi yang tidak punya lahan, jangan berkecil hati, bisa bikin dak di atas rumah.
Enaknya, para tetangga yang lewat
dan melihat, atau sanak keluarga yang kebetulan mampir bisa menjadi
pengiklan bisnis Anda. Syukur-syukur mereka juga ikut tergerak untuk
membelinya, bukan malah memintanya secara gratis. Kalau yang terakhir
ini terjadi, jangan sekali-kali Anda mengabulkannya. Lebih baik Anda
menjual kepada mereka dengan harga miring atau rugi, daripada memberinya
cuma-cuma. Jangan sampai yang kemudian menjadi berita dari mulut ke
mulut adalah bahwa tempat Anda adalah tempat yang tepat untuk
mendapatkan tanaman secara gratis. Dengan menjual murah atau rugi,
sedikitnya, yang akan menjadi berita adalah tempat Anda menjual tanaman
dengan harga murah.
Keuntungan lain dengan memilih cara ini, Anda
tentu saja tidak perlu buang biaya untuk menyewa lapak. Selain itu, jika
sedang tidak ada pembeli, Anda bisa menikmati keindahannya setiap hari.
Kerugiannya, istri, mertua, anak atau cucu Anda bisa terganggu ruang
geraknya. Anda juga harus mulai bersiap-siap memiliki rumah seperti
hutan belantara. Cara ini juga bisa dilakukan secara luwes. Misalnya,
kalau Anda masih kerja, atau punya usaha lain, Anda bisa melakukan open
house khusus pada hari Sabtu dan Minggu.
Menitipkan Tanaman
Tanaman bisa Anda titipkan ke teman yang menjual tanaman atau ke penjual tanaman yang Anda kenal. Ini cara paling aman, terutama jika Anda tergolong hobiis pembosan. Jadi kalau ada tanaman yang Anda anggap sudah menjemukan, Anda bisa meminta mereka untuk memasarkannya. Cara titip teman juga pas jika Anda tergolong pemalu, atau masih malu-malu menjadi pedagang tanaman hias.
Keuntungannya, rumah Anda nyaman, dan Anda
tak perlu mengeluarkan biaya sewa lapak. Jeleknya, ada kemungkinan
tanaman Anda tersia-sia di tempat ‘penitipan’. Bahkan bukan tidak
mungkin, orang-orang yang Anda titipi malah ‘mencuri’ tanaman Anda
dengan memotong bonggol atau akarnya tanpa Anda ketahui.
Menyewa Tukang Gerobak Keliling
Ini cara paling jitu kalau rumah Anda sempit, dan Anda tidak punya kebun sendiri. Bikin gerobak dorong, dan panggil para pengangguran yang tinggal di sekitar Anda untuk diajak menjadi pedagang keliling tanaman hias. Minta kepada mereka untuk masuk ke perumahan-perumahan menjajakan tanaman Anda. Dewasa ini banyak orang senang tanaman hias tapi terlalu sibuk untuk mendatangi nurseri. Mereka adalah pasar potensial Anda.
Enaknya,
setiap hari Anda menerima setoran dari para penarik gerobak dorong.
Kalau setiap gerobak menyetor Anda uang Rp1 juta saja sehari, kita sudah
bisa bayangkan, betapa indahnya bisnis tanaman hias. Dari sana
sekaligus Anda juga bisa mendapat info tanaman yang disukai dan tanaman
yang tidak disukai. Dengan demikian, Anda bisa langsung belanja tanaman
yang disukai konsumen di tempat penjualan grosir tanaman hias.
Risikonya,
kalau penarik gerobak kabur beserta gerobaknya Anda bisa gigit jari.
Namun, Anda bisa cegah terlebih dulu dengan menyimpan fotokopi KTP-nya.
Kalau ada apa-apa, tinggal lapor polisi.
Menjadi Hunter atau Buser
Kalau Anda ingin dapat untung dari berjualan tanaman hias tapi modal cekak atau tidak punya modal sama sekali, cara ini bisa dilakukan, yaitu dengan menjadi seorang hunter (pemburu) atau buser (buru sergap) tanaman hias.
Pada dasarnya hunter dan buser adalah makelar atau
istilah kerennya brooker. Modalnya, informasi dan sebuah handphone yang
bisa kirim foto melalui Multimedia Messaging Service (MMS). Dengan model
bisnis ini, Anda bahkan tidak harus punya tanaman sendiri.
Membuka Kebun Khusus Sendiri di Daerah Pinggiran
Cara ini mungkin termasuk cara paling mahal. Karena kita harus menyewa atau memiliki lahan luas di daerah pinggiran yang harga atau sewa tanahnya masih murah. Namun, percayalah, meski di dearah pinggiran sekali pun, kalau koleksi tanaman hias Anda bagus, orang akan tetap memburunya. Bak syair lagu “Ke gunung kan kudaki, ke laut kan kuseberangi….”
Keuntungannya, Anda bisa memilih konsumen yang
datang ke kebun. Kalau Anda sedang capek Anda bisa mengatakan nurseri
Anda tutup, Anda sedang di luar kota atau alasan-alasan lainnya. Bahkan
Anda bisa menyeleksi pembeli Anda. Keuntungan lainnya, kalau orang sudah
jauh-jauh datang ke tempat Anda, sudah pasti mereka juga akan
berbelanja cukup banyak.
Membuka Kebun, Sekaligus Membuka Kedai Kopi atau Galeri
Kalau kondisi keuangan memungkinkan, dan lokasi mendukung, selain membuka kebun dan menjual tanaman, Anda bisa menambah fasilitas lain seperti kafe, kedai kopi, atau galeri lukisan. Jadi, selain berburu tanaman, pengunjung bisa menikmati kopi atau membeli lukisan.
Di Bandung
ada All About Strawberry. Bapak dan ibu membeli buah atau tanaman
stroberi, sementara anak-anak bisa minum jus stroberi. Di Baturaden,
Purwokerto ada Puspa Tiara Nurseri yang menyediakan bakso dan kopi.
Istri membeli tanaman, anak-anak makan bakso dan suami bisa minum kopi.
Semua happy!
Menjajakan dengan Sepeda Motor atau Mobil
Cara bisnis seperti ini boleh dicoba kalau Anda tidak punya lapak. Anda tinggal ambil dagangan di tempat kulakan, lalu menjajakan secara keliling dengan sepeda motor atau mobil. Sasarannya, pedagang-pedagang tanaman hias kaki lima atau masuk ke pedagang-pedagang yang sedang buka stan pameran yang karena terlalu sibuk tidak punya waktu untuk kulakan..
Kita
bisa menjual per lima atau per sepuluh pot. Tak usah untung banyak,
asal penjualan lancar dan pembayaran bagus, sudah aduhai. Modalnya, cuma
tahu tempat kulakan, tahu lokasi sasaran kita berada, dan punya sepeda
motor atau mobil yang bisa dipakai. Kalau Anda bisa ngutang dulu di
tempat kulakan, lebih asoy. Jadi Anda tak perlu mengeluarkan modal.
Tentu saja, Anda harus langsung membayarnya begitu Anda menerima uang.
Membuat Website
Kalau mau memasarkan tanaman Anda ke pasar lebih luas, Anda bisa membuat website. Di situ Anda bisa memasang foto-foto tanaman, dilengkapi deksripsi dan harganya.
Membuat
website tidak mahal. Anda cuma harus membayar seorang desainer web,
untuk membuat website. Lalu menghubungi dan membayar pihak web hosting,
agar website Anda bisa disiarkan ke seluruh dunia.
Keuntungan lain
jika mempunyai website, Anda malah bisa jadi brooker. Tanaman milik
teman yang hendak dijual bisa Anda foto, lalu gambarnya dipasang di
website. Jika laku, Anda akan mendapatkan komisi.
Pasang Iklan Baris di Internet
Punya tanaman, tapi tidak punya gerai, atau malu mejeng di pameran, tidak bisa bikin gerobak boro-boro punya website? Gampang saja. Pasang iklan baris di Internet.
Dewasa ini banyak portal-portal tanaman
hias yang bersedia memasangkan iklan baris Anda secara gratis.
Contohnya, Trubus Online (http://www.trubus-online.com), dan
LangitLangit.Com (http://www.langitlangit.com) . Syaratnya cuma satu:
Anda tidak gaptek Internet. Kalau cuma tidak punya Internet, gampang,
datang saja ke Warnet atau bawa laptop dan bayar vouncher sewa hot spot
yang banyak dimiliki supermal atau kafe.
Buka Supermarket
Buka supermarket butuh lahan dan bangunan yang memadai. Di situ orang bisa berbelanja tanaman hias secara swalayan. Cuma mungkin, Anda tidak cukup bayar tenaga untuk bagian kasir, tapi perlu juga sewa para detektif untuk mengatasi para pengutil tanaman. Maklum, tukang kutil biasanya juga mencari peluang di supermarket Anda.
Jadi importir.
Anda berangkat ke Thailand, dan membawa pulang tanaman yang sedang digemari di tanah air. Kelihatannya keren. Syaratnya, paling sedikit Anda punya paspor, surat izin impor dan uang memadai..
Menurut
orang yang suka ulang-alik ke sana, sedikitnya kita harus membawa Rp.
500 juta, supaya kita untung. Kalau bawa uang dibawah itu, bisa saja,
tapi Anda tekor. Anda juga harus siap berurusan dengan masalah bea cukai
setelah barang Anda tiba di bandara. Repotnya, tidak ada tarip resmi,
semua masih dihitung suka-suka.
Saat buku ini ditulis, beaya
seperti ini, untuk sekali masuk barang bisa mencapai antara Rp. 10 juta
sampai Rp. 25 juta. Tentu saja beaya sebesar itu harus Anda masukkan
sebagai komponen harga jual. Salah-salah berbicara dengan pihak
berwenang, bukannya Anda dapat untung, barang malah disita, untuk
dimusnahkan. Anda pun gigit jari. Kalau Anda tergolong tidak gentar atau
suka naik pesawat terbang dan sedikit punya nyali, model bisnis ini
bisa dicoba.
Dikutip dari buku, “JURUS SUKSES BISNIS TANAMAN HIAS”, karangan Kurniawan Junaedhie, PT Agro Media Pustaka.
Cara Jualan Tanaman Hias
Tidak ada komentar:
Posting Komentar