Jemani Varigata Kenapa Susah Terjadi?

Jemani Varigata Kenapa Susah Terjadi?

 
Bicara varigata, sepertinya susah ditemukan pada jemani. Masih dirajai oleh keluarga besar hookeri, terutama yang berdaun lebar dan besar serta berdaun tipis. Jemani dan sejumlah kultivar tangkai panjang amat langka ditemui yang daunnya bertotol putih dan kuning.


Kenapa "kecelakaan" yang berbuah daun tak berwarna apa adanya itu susah sekali ditemui di jemani serta sejumlah kultivar tangkai panjang macam Black Beauty atau Garuda? Kenapa kemunculan beda itu umumnya hanya terjadi pada jenis-jenis hookeri?

Sejumlah kolektor menyebut, karena proses mutasi menjadi verigata itu adalah sebuah proses yang terjadi sejak masih bibitan. Atau bahkan sejak di biji (oce) oleh berbagai sebab eksternal yang ekstrem. Misalnya, karena aplikasi aneka kimiawi. Terkena panas yang begitu teris serta sejumlah kejadian ekstrem lainnya.

Nah yang paling rentan terkena atau yang paling peka oleh aneka penyebab ekstrem itu kan yang berdaun tipis. Tak memiliki sel-sel daun yang kuat. Tutur kolektor fanatik Anthurium asal Surabaya.
Bardasar, hypotesanya, maka jemani yang notabene memiliki sel-sel daun yang kuat, maka akan susah menjadi varigata. Ingat, di habitatnya sana jemani itu terbiasa full sun (terkena matahari langsung). Tapi tetap kuat? ujar sang kolektor.

Sebaliknya hookeri, umumnya hidup di hutan-hutan yang lembab atau ternaungi pohon-pohon besar. Karena itu kurang terlatih dan secara alamiah menjadi rentan oleh berbagai sebab-sebab eksternal yang rada ekstrem.

Sementara itu memperhatikan tampilan jemani varigata yang hampir rata-rata daunnya mengecil serta sedikit berkerut tebal. Kemudain daun juga justru memanjang dan tak mau melebar, ukurannya mini bahkan ada yang tampil kerdil atau dwraf. Kenapa tidak seperti Gelcin atau Hookeri yang figur daunnya normal cuman warnanya saja yang berubah? Ini yang jadi pertanyaan, tutur Yopi, Anthuriumania yang juga peneliti di Balai Penelitian Pertanian asal Semarang.

Menurutnya hal itu besar kemungkinan terjadi kelainan pigmentasi karena proses mutasi. Hal ini ditandai dengan kemunculan jemani varigata yang tidak bisa massal. Dari ratusan biji yang kemudian berkecambah yang jadi varigata tak sampai 10% bahkan bisa lebih kecil lagi.

Terjadinya mutasi diyakini sudah terjadi pada tingkat kromosom atau biasa disebut Mutagen (mutasi genetik). Jadi susunan kromosomnya berubah begitu bunga betina dibuahi bunga jantan. Hal ini sangat wajar terjadi pada jemani yang memang produk silangan (hybrid).

Sehingga bila ingin mendapatkan bibitan mutasi termasuk varigata lebih besar dari biji maka dapat disiasati dengan saling menyilangkan antar indukan jemani yang berbeda (bukan penyerbukan serumah).
Pertemuan gen yang tidak stabil antara gen resesif kelamin jantan dan betina sering memunculkan mutasi varigata. Termasuk disini karena campur tangan lingkungan, kekurangan nutrisi tertentu sebagai pemicunya.

"Kita tahu, orang masih enggan melakukan persilangan-persilangan pada jemani karena ketakutan karakter khasnya akan hilang. Sedang di hookeri, persilangannya sudah begitu luar biasa, sehingga lebih membuka ruang kemunculan varigata," analisanya.

Susah Tumbuh Normal, Ukuran Maks 30 Cm 

Di sejumlah jemani varigata juga ditemukan fenomena inkonsistensi. Yakni varigatanya susah stabil. Yang masuk murni varigata hanyalah varigata putih. Saat daun baru (pupus) warna putihnya lebih dominan. Seiring dengan pertumbuhan daun yang makin tua maka warna hijaunya semaikn kuat. Terkadang ada yang hijaunya makin pekat sampai kesan varigatanya hilang, ada juga yang varigatanya masih bertahan.

Inilah mengapa untuk saat ini sangat sulit mendapatkan jemani varigata yang benar-benar sempurna. Pasalnya dari sekian banyak yang mengklaim jemani varigata, ternyata tampilannya masih belum menunjukkan jemani yang normal.

Selain itu sebagian besar juga tak bisa tumbuh normal. Dalam artian ukurannya susah melewati 30 cm. Rata-rata yang varigata, berukuran dwarf atau kerdil

Jemani Varigata Kenapa Susah Terjadi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar