Mengupas Beda Pandang di Kontes

Mengupas Beda Pandang di Kontes
Tarik Ulur Total
Performance dan Kesehatan



Judul di atas bisa jadi bukan isu yang terlalu baru. Tetapi kenyataannya terus jadi pembicaraan hangat di kalangan peserta dari ajang kontes berikutnya. Memang menjadi fenomena yang menarik tatkala di kontes dihadapkan pada kenyataan bahwa Anthurium yang kesehatannya kurang prima ditemukan sobek atau ujung daun sedikit kuning tenyata bisa jadi juara.

Sebaliknya jadi bahan pergunjingan yang panas tatkala sang juri memberi juara kepada Anthurium semisal jemani yang daunnya kurus, tekstur daun tak menonjol atau mudahnya bilang jemani biasa jauh tanpa kesan mewah. Tetapi dilain sisi tubuh jemani itu relatif mulus tanpa noda sakit. Daun roset dan perkembangan generatif daun lengkap.

Lantas dari diskusi kecil itu berkembang dan muncul celoteh "Inikan bukan kontes sehat-sehatan tanaman tetapi indah-indahan. Jadi yang indah dong yang menang. Diseberang sana seolah tak mau kalah menimpali. "Lo ibarat pemilihan miss universe biarpun cantiknya sejagat kalau kakinya korengan apa mungkin menang?

Bila mencermati kasus di atas maka kondisi kontes sekarang memang masih ada ketimpangan. Di salah satu sisi yang sehat yang menang dan sisi lain yang indah lebih pantas menang. Idealnya yang paling indah dan sehat itulah yang menang tetapi itu jarang dijumpai.

Jadi di sini esensinya sejauh mana tim pengadil mampu memilih jalan tengah dan obyektif mana yang pantas sebagai juara. Dan satu hal lagi yang cukup penting yaitu tidak bersifat kaku terhadap perkembangan Anthurium.

Pandangan yang kaku terlhat dari sang juri yang melihat jemani peserta kontes dianggap sama rata. Padahal kenyataannya karakter jemani bisa seribu rupa.

Seringkali juri dalam menentukan juara menutup mata rapat-rapat akan faktor eksternal seperti jenis jemani, pamornya di kalangan Jenmania, faktor karakter genetis, sebaran di pasaran, tingkat harga dan tingkat kesukaan konsumen.

Realita nyata kenapa Cobra Katalog sering tumbang di ajang kontes? Tak lain karena sifat genetik Cobra Katalog yang sulit roset, daunnya rawan cacat karena tangkai daun pendek, tidak ada daun kepelan dan sebagainya.

Kondisi inilah yang jadi senjata juri untuk menumbangkan nilainya. Dilain sisi keunggulan Cobra Katalog seperti punya pamor tinggi, karakter khas dan tingkat kesukaan konsumen mencapai rangking tertinggi tidak lagi jadi pertimbangan.

Jika hal ini dibiarkan maka seperti kita lihat di kontes beberapa tahun terakhir, Cobra Katalog jarang muncul di kontes. Justru peserta cari amannya dengan menurunkan jemani yang notabene jenis lama tetapi memang punya karakter alami (genetic) daun bisa roset, daun kepelan bisa bertahan, daun kompak dan sebagainya.

Nah sebelum pemilik jemani berkarakter dan berpamor tinggi seperti Cobra Katalog benar-benar ngambek ikut kontes maka alangkah baiknya penyelenggara kontes berinovasi dengan membuka kelas seperti Cobra Katalog atau lebih fleksibel lagi yaitu kelas varian ular-ularan ataupun kelas hybrid di kontes-kontes mendatang. Kenapa tidak??

Mengupas Beda Pandang di Kontes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar